Bangkalan, Radar CNN Online — Gerakan Aktivis Muda Bangkalan (GERAM) menyoroti lemahnya pengawasan Bulog. Polemik bantuan beras kembali memicu kemarahan publik setelah laporan masyarakat menunjukkan bahwa beras yang dibagikan bukan hanya berbau tidak sedap dan berwarna kuning, tetapi juga memiliki timbangan yang tidak sesuai standar. Kondisi ini menambah penderitaan warga miskin yang seharusnya dilindungi negara.
"Ini bukan sekadar bantuan, tapi masalah martabat! Masa rakyat kecil dikasih beras bau, kuning, dan timbangannya pun kurang?" tegas aktivis muda M. Mukri, salah satu tokoh yang vokal memprotes kondisi tersebut.
Mukri, yang juga Sekjen GERAM, menilai persoalan ini mencerminkan lemahnya Satgas Pangan dalam mengawasi Bulog dan pemerintah daerah dalam memastikan kualitas serta kuantitas bantuan pangan. Ia menegaskan bahwa masalah ini tidak boleh dianggap sepele karena menyangkut kepercayaan publik terhadap negara.
"Kalau beras bantuan saja dibiarkan buruk seperti ini, bagaimana publik mau percaya bahwa negara serius menyejahterakan rakyatnya?" ujarnya geram (9/08/2025).
Jika dibiarkan, menurutnya, hal ini bukan hanya soal kemiskinan, tetapi juga bentuk pelecehan terhadap hak dasar masyarakat untuk mendapatkan pangan yang layak dan sehat.
Mukri meminta pemerintah daerah dan DPRD segera turun tangan melakukan pengawasan serta mengambil tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang. Ia juga mendesak audit menyeluruh, penggantian beras dengan kualitas layak konsumsi, serta sanksi tegas terhadap pihak yang lalai.
"Rakyat berhak menerima bantuan yang manusiawi, bukan sisa-sisa yang tak layak makan," pungkasnya.
Posting Komentar