Jakarta, 12 September 2025. Radar CNN Online – Bulan September menjadi momentum penting bagi umat Muslim, baik di Indonesia maupun di dunia. Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 4 September 2025 berdekatan dengan hari lahir Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada 7 September.
Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW selalu diperingati sebagai refleksi keteladanan panutan umat Islam sedunia. Demikian pula Gus Dur yang dikenang sebagai bapak bangsa, sosok pemersatu, dan pejuang kemanusiaan yang dicintai berbagai kalangan lintas agama.
“Bukan bermaksud mensejajarkan Nabi Muhammad SAW dengan Gus Dur, namun bulan kelahiran yang berdekatan ini mengingatkan kita akan jasa dan perjuangan keduanya. Nabi Muhammad SAW adalah panutan Gus Dur, maka meneladani Gus Dur bagi pengikutnya juga berarti meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW,” ungkap Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu), AR Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal, kepada awak media.
Menurut Gus Wal, keteladanan Gus Dur yang paling nyata adalah keberpihakan kepada kaum lemah yang konsisten beliau lakukan sepanjang hidup.
“Gus Dur diakui sebagai Guru Bangsa, Bapak Toleransi, dan Bapak Pluralisme. Beliau membela kaum minoritas dan yang tertindas, bukan hanya dalam pemikiran, tetapi juga melalui sikap, perkataan, dan tindakan. Sosok Gus Dur langka di era modern ini. Saat banyak orang berebut kekuasaan, beliau rela dilengserkan demi menjaga persatuan bangsa,” jelas Gus Wal.
Sejarah mencatat, Gus Dur berani melawan tirani kekuasaan, baik ketika di luar maupun saat berkuasa.
“Perjuangan Gus Dur adalah melawan sistem kekuasaan yang menindas rakyat, bukan sekadar melawan tokoh politik saat itu. Gus Dur adalah representasi Islam Nusantara tradisional yang memberi teladan untuk tidak takut dan tidak menyerah melawan penindasan,” imbuhnya.
Gus Wal menambahkan, spirit perjuangan Gus Dur bersumber dari teladan Nabi Muhammad SAW.
“Seperti kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib: Jika dia bukan saudaramu dalam agama, maka dia adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Prinsip itu benar-benar diterapkan Gus Dur. Kemanusiaan menjadi nilai sosial tertinggi di negeri majemuk seperti Indonesia. Nilai inilah yang kini mulai dilupakan, ketika banyak pihak lebih mengejar kekuasaan dengan mengorbankan kemanusiaan,” tegasnya.
PNIB mengajak masyarakat menjaga warisan nilai tersebut.
“Ngalap berkah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Harlah Gus Dur, mari kita teladani perjuangan beliau dengan mengutamakan persatuan dan perdamaian di atas segalanya. Mari bersama-sama menjaga desa dan kampung dari intoleransi, khilafah, dan terorisme yang hanya melahirkan anarkisme dan merugikan bangsa,” pungkas Gus Wal.
Redaksi: Team
Editor: Mnd
Posting Komentar