GRESIK, Radar CNN Online – Dugaan pemotongan Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Desa Duduksampeyan, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, akhirnya memicu reaksi dari Pemerintah Desa. Setelah kasus ini diangkat oleh media Jurnaljawapes dan Rajawali Kompas pada Jumat (1/8/2025), Pemdes langsung menggelar musyawarah mendadak pada malam harinya.
Sebelumnya, awak media telah berupaya mengonfirmasi isu ini kepada Kepala Desa Said Sa'dan, namun tidak mendapat respons. Hal ini memunculkan pertanyaan publik mengenai transparansi Pemdes dan apakah musyawarah tersebut akan terlaksana tanpa adanya tekanan dari pemberitaan.
Seorang warga desa memberikan kesaksian bahwa setelah pemberitaan mencuat, rumahnya didatangi oleh perangkat desa, termasuk lurah, sekdes, dan kasun. BSU yang sebelumnya tidak utuh, akhirnya dibayarkan secara penuh sebesar Rp400 ribu.
"Alhamdulillah cak, di-bangsulake artane sing 400 (Alhamdulillah, uang yang Rp400 dikembalikan)," tulis warga tersebut dalam pesan kepada wartawan.
Namun, pengembalian dana ini tidak merata. Laporan lain dari warga menyebutkan bahwa di beberapa RT, pengembalian dana hanya diberikan sebagian. Ada yang menerima penuh, namun ada pula yang hanya menerima Rp100 ribu. Fakta ini semakin memperkuat keraguan publik terhadap transparansi dan keadilan distribusi bantuan.
Abdul Aziz Wasik, Sekretaris Desa, sebelumnya telah mengakui bahwa memang terjadi potongan dalam penyaluran BSU. Namun, ia berdalih bahwa hal itu merupakan "kesalahpahaman teknis" dan berjanji akan segera mengembalikan dana tersebut.
Pemberitaan lain pada Senin (4/8/2025) sempat memuat bantahan atas adanya pemotongan dana BSU, namun pengakuan langsung dari warga mengindikasikan bahwa pemberitaan media berperan penting dalam mendorong Pemdes mengambil tindakan. Pihak redaksi menegaskan bahwa berita yang diterbitkan adalah hasil konfirmasi dan verifikasi fakta, serta menyoroti peran media sebagai pilar keempat demokrasi yang berpihak pada kebenaran.
(H. Sodiq/Har - Ed : BieWrd)
Posting Komentar