RADARCNNONLINE//Lamongan, 30 Oktober 2025 – Terkuak dugaan kecurangan dalam pelaksanaan ujian perangkat Desa Kedungpengaron, Kecamatan Modo, yang mengemuka dari keterangan warga sekitar. Diduga kuat adanya pesanan khusus menentukan siapa yang mengisi jabatan kosong di desa tersebut, menimbulkan persoalan serius atas transparansi dan integritas proses seleksi.
Tiga posisi formasi kosong, yakni Kepala Seksi Kesejahteraan, Kepala Dusun Nglayut, dan Kepala Dusun Pengkol, diduga diisi oleh pasangan suami istri yang sama-sama mengikuti ujian perangkat. Contohnya, pasangan Alief Achril Mauliddin dan Siti Aisyah untuk formasi Kasi Kesejahteraan. Begitu pula di posisi Kepala Dusun Nglayut dan Kepala Dusun Pengkol masing-masing diisi oleh pasangan suami istri lainnya, menunjukkan potensi nepotisme yang merugikan proses demokratisasi jabatan publik desa.
Mencurigakan pula sikap panitia yang terkesan menutup-nutupi informasi, bahkan menghalang-halangi awak media mengambil gambar di lokasi ujian. Linmas desa diperintahkan menjaga ketat area ujian, sementara pendamping peserta yang bukan siapa-siapa bebas keluar masuk, memperkuat dugaan ketidakberesan di balik layar.
Konfirmasi kepada Kepala Desa Kedungpengaron, Sunhaji, tidak membuahkan jawaban. Lima pertanyaan kritis via WhatsApp tentang keterlibatan perguruan tinggi dalam pembuatan soal, adanya MoU resmi, kompetensi operator ujian CBT, proses penunjukan panitia, hingga adanya dugaan pungutan biaya tidak diperjelas, menimbulkan prasangka kongkalikong antara pemerintah desa dan panitia penyelenggara.
Masyarakat dan pemangku kepentingan dihimbau untuk menuntut transparansi dan revolusi sistem seleksi perangkat desa guna menegakkan keadilan dan integritas pemerintahan desa Kedungpengaron. Kerahasiaan dan praktik nepotisme harus segera dihentikan agar kepercayaan publik kembali terjaga.
PENULIS YOYON
EDITOR MKRF
Posting Komentar