MALANG, Radar CNN Online – Tindakan eksekusi paksa kendaraan roda empat jenis Ayla R AT berwarna abu-abu, dengan nomor polisi N 1282 XL, di Jalan Blimbing, Malang, memicu kecaman keras dari Wakil Ketua Madas (Madura Asli Daerah Anak Serumpun) Jawa Timur, Edy Macan. Mobil tersebut diketahui terikat kontrak pembiayaan dengan WOM Finance Pasuruan.
Edy Macan, yang juga Direktur Media Radar CNN, menyatakan keprihatinannya atas dugaan perlakuan "koboi" oleh oknum kolektor. Ia mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) bertindak tegas terhadap para pelaku.
"Ini gaya-gaya koboi, ini perampok ini kayak gini ini. Itu tidak bisa, harus dikembalikan itu," tegas Edy Macan.
Menurut Edy Macan, eksekusi di pinggir jalan tidak dibenarkan, apalagi debitur (pemilik mobil) berinisial A sudah berupaya konsultasi dan berkoordinasi dengan pihak internal finance. Keterlambatan pembayaran cicilan mobil tersebut disebutkannya hanya 1 bulan 8 hari, sebuah kondisi yang dianggap sangat mengecewakan konsumen.
"Dengan alasan apapun tidak diperbolehkan itu. Debitur sudah konsultasi, debitur sudah ngobrol dengan internalnya. Tapi kok kenapa dilakukan eksekusi di pinggir jalan?" tanyanya.
Edy Macan selaku Wakil Ketua Madas Jawa Timur mengecam keras tindakan WOM Finance Pasuruan. Ia mengancam akan menurunkan massa lebih besar jika kasus ini tidak diselesaikan dan mobil tidak dikembalikan kepada debitur.
Tuntutan Madas Jatim sangat jelas:
- WOM Finance harus bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus ini.
- APH (Polisi) harus menindak tegas oknum kolektor tersebut yang diduga merugikan konsumen.
Edy Macan mengingatkan masyarakat bahwa dalam kasus kredit dengan jaminan fidusia, konsumen memiliki perlindungan undang-undang. "Enggak serta-merta harus untuk menarik dan memaksa mengambil kendaraan di pinggir jalan," pesannya.
Hingga berita ini diturunkan, Edy Macan menyebut pihak finance tidak memberikan jawaban dan pertanggungjawaban yang memuaskan.
(Red/Team)
Editor: Adytia Damar
Posting Komentar