Gus Wal Serukan Kewaspadaan Nasional: Konflik Sudan dan Nigeria Jadi Cermin Bahaya Ideologi Khilafah Terorisme bagi Keutuhan NKRI

 

Jombang, 5 November 2025. Radar CNN Online — Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho, atau yang akrab disapa Gus Wal, mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia agar tidak lengah terhadap potensi bangkitnya ideologi khilafah, terorisme, dan konflik politik bersenjata seperti yang kini terjadi di Nigeria dan Sudan.

Dalam pernyataannya, Gus Wal menegaskan bahwa tragedi berdarah yang menelan puluhan ribu korban jiwa di dua negara tersebut harus menjadi peringatan keras bagi Indonesia untuk terus menjaga stabilitas keamanan nasional dari ancaman ideologi transnasional dan kepentingan politik yang berpotensi memecah belah bangsa.

“Tragedi di Nigeria dan Sudan adalah cermin betapa bahayanya perebutan kekuasaan yang dibalut ideologi khilafah terorisme. Kita harus belajar dari situ agar Indonesia tidak mengalami hal serupa,” tegas Gus Wal.

Lebih lanjut, Gus Wal menjelaskan bahwa Sudan sebelumnya telah terbelah menjadi dua negara — Sudan Utara yang mayoritas Muslim dan Sudan Selatan yang mayoritas non-Muslim. Namun kini, setelah terjadinya kudeta terhadap pemerintahan sebelumnya, Sudan Utara justru terjerumus dalam perang saudara antar faksi militer Muslim, yakni antara tentara pemerintah (SAF) dan pasukan pemberontak (RSF) yang dulu sempat bersatu menggulingkan rezim lama.

Akibat konflik itu, warga sipil menjadi korban karena dianggap berpihak pada salah satu kelompok.

“Situasi itu sangat memprihatinkan. Sesama bangsa dan sesama umat saling menghancurkan hanya karena haus kekuasaan dan dipengaruhi ideologi khilafah terorisme,” ujar Gus Wal.

PNIB menilai, konflik di Sudan adalah contoh nyata bagaimana perebutan kekuasaan atas nama agama dapat menghancurkan tatanan negara serta menimbulkan penderitaan rakyat. Karena itu, Gus Wal mengingatkan agar Indonesia tidak terjebak dalam polarisasi serupa.

Ia juga menyinggung konflik di sejumlah negara Timur Tengah seperti Suriah dan Sudan, yang menurutnya harus menjadi cermin bagi bangsa Indonesia untuk tidak memberi ruang kepada ideologi khilafah terorisme dan para tokoh propagandanya yang menebar benih kekacauan.

Selain itu, Gus Wal menyoroti potensi ancaman baru dari kelompok-kelompok eks-radikal yang mulai kembali muncul di ruang publik. Ia menyinggung kabar mengenai Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, tokoh senior Jamaah Islamiyah (JI), yang telah menyatakan ikrar cinta tanah air dan sempat bertemu dengan beberapa tokoh politik nasional.

“Menerima mereka dengan tangan terbuka itu baik, sebagai wujud kebesaran jiwa bangsa Indonesia. Tapi jangan lupa, kewaspadaan tetap harus dijaga. Jangan sampai pengalaman pahit di Suriah dan Sudan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kembali membuat kekacauan atau bahkan menyiapkan skenario kudeta berkedok agama,” tegas Gus Wal.

PNIB menyerukan kepada seluruh elemen bangsa — pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat sipil — untuk bersatu menjaga keutuhan dan stabilitas NKRI dari ancaman ideologi khilafah terorisme, politik identitas, serta infiltrasi ideologi asing lainnya yang berpotensi merusak persaudaraan nasional.

“Kita tidak boleh terpecah. Apa yang terjadi di Sudan, Suriah, dan negara-negara lain cukup menjadi pelajaran. Indonesia harus tetap berdiri tegak sebagai bangsa yang utuh, aman, makmur, damai, berdaulat, dan beradab,” pungkas Gus Wal.

Redaksi: Team
Editor: Mnd
 

0/Post a Comment/Comments

Logo PT Edy Macan Multimedia Center
Kunjungi Kami
Untuk Kebutuhan
Anda

Recent Comments