“Begitu melihat lukisan itu, saya langsung jatuh hati. Karyanya kuat secara visual, dan pesannya sangat dalam tentang semangat kebangkitan bangsa,” ujar AKBP Dhanang usai acara.
Dalam pernyataannya, Abdul Chamim menjelaskan bahwa lukisan tersebut menggambarkan semangat para ksatria — simbol dari para intelektual, akademisi, agen budaya, dan tokoh agama — yang “turun gunung” bersama rakyat (punakawan) untuk memperbaiki negeri.
“Turun gunung adalah simbol aksi nyata, bukan hanya bicara. Mereka menuju Zamrud Khatulistiwa, menggambarkan harapan Indonesia menuju masa keemasan tahun 2045,” tutur Chamim.
Seniman yang telah lama berkiprah di berbagai pameran — mulai dari Surabaya, Bandung, Bali hingga Jakarta — ini mengaku sangat terharu atas perhatian dan apresiasi Kapolres terhadap dunia seni.
“Di tengah lesunya pasar seni rupa, apresiasi seperti ini sungguh berarti. Ini bukan soal harga, tetapi tentang semangat dan penghargaan terhadap karya anak daerah,” ungkapnya.
Tak hanya Turun Gunung, Kapolres Rembang juga membeli beberapa karya seniman lain, di antaranya:
Wayang Kaligrafi karya Pino
Garuda karya Abdul Ghofur
Kuku Pancanaka karya Jagad Jenar Ariyanto
Selendang Putih Sinta karya Jawi Maheswari Ariyanto
Perempuan Gunung Kapur karya Imam Bucah
Langkah AKBP Dhanang ini disambut hangat para seniman peserta pameran. Mereka menilai kehadiran tokoh yang peduli seni seperti Kapolres menjadi “angin segar” bagi kebangkitan seni rupa Rembang.
“Semoga apa yang dilakukan Bapak Kapolres bisa menjadi inspirasi bagi pejabat dan masyarakat lainnya untuk lebih mencintai seni dan budaya,” ujar Chamim menutup wawancara.
Festival Seni Sambongan tahun ini benar-benar menjadi momentum penting. Selain mempertemukan seniman dari Rembang, Tuban, Jepara, Kudus, Pati, hingga Surakarta, acara ini membuktikan bahwa karya seni lokal memiliki nilai tinggi dan mampu menarik minat para kolektor.
Kisah sukses Abdul Chamim dengan Turun Gunung-nya menjadi simbol bahwa ketika seni dan apresiasi bertemu, semangat budaya daerah akan terus hidup dan berkembang.
Redaksi: Aji
Editor: Mnd

Posting Komentar